Pendidikan Karakter: Apa, Mengapa, dan Bagaimana
Pendidikan sebagai Medium Enkulturasi
- Mencintai anak. Cinta yang tulus kepada anak adalah modal awal mendidik anak. Guru menerima anak didiknya apa adanya, mencintainya tanpa syarat dan mendorong anak untuk melakukan yang terbaik pada dirinya. Penampilan yang penuh cina adalah dengan senyum, sering tanpak bahagia dan menyenangkan dan pandangan hidupnya positif.
- Bersahabat dengan anak dan menjadi teladan bagi anak. Guru harus bisa digugu dan ditiru oleh anak. Oleh karena itu, setiap apa yang diucapkan di hadapan anak harus benar dari sisi apa saja: keilmuan, moral, agama, budaya. Cara penyampaiannya pun harus “menyenangkan” dan beradab. Ia pun harus bersahabat dengan anak-anak tanpa ada rasa kikuk, lebih-lebih angkuh. Anak senantiasa mengamati perilaku gurunya dalam setiap kesempatan.
- Mencintai pekerjaan guru. Guru yang mencintai pekerjaannya akan senantiasa bersemangat. Setiap tahun ajaran baru adalah dimulainya satu kebahagiaan dan satu tantangan baru. Guru yang hebat tidak akan merasa bosan dan terbebani. Guru yang hebat akan mencintai anak didiknya satu persatu, memahami kemampuan akademisnya, kepribadiannya, kebiasannya dan kebiasaan belajarnya.
- Luwes dan mudah berdaptasi dengan perubahan. Guru harus terbuka dengan teknik mengajar baru, membuang rasa sombong dan selalu mencari ilmu. Ketika masuk ke kelas, guru harus dengan pikiran terbuka dan tidak ragu mengevaluasi gaya mengajarnya sendiri, dan siap berubah jika diperlukan.
- Tidak pernah berhenti belajar. Dalam rangka meningkatkan profesionaitasnya, guru harus selalu belajar dan belajar. Kebiasaan membaca buku sesuai dengan bidang studinya dan mengakses informasi aktual tidak boleh ditinggalkan.
Hill, T.A. 2005. Character First! Kimray Inc., http://www.charactercities.org/downloads/publications/Whatischaracter.pdf.
______________. 1987. “Character development in the family.“ Dalam Ryan, K. & McLean, G.F. Character Development in Schools and Beyond. New York: Praeger.
Raka, Gedhe. 1997. “Pendidikan Membangun Karakter.” Bandung. Makalah Tidak dipublikasikan.
Comments
Post a Comment