Monday 28 November 2011

Pembelajaran Quantum Teaching | Serta Model dan Prinsipnya


Quantum teaching  adalah pengubahan belajar yang meriah dengan segala nuansanya. Dalam quantum teaching juga menyertakan segala kaitan interaksi dan perbedaan yang memaksimalkan momen belajar. Quantum teachingberfokus pada hubungan dinamis dalam lingkungan kelas. Interaksi yang menjadikan landasan dan kerangka untuk belajar (De porter. B, 2004). Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa quntum teaching adalah orkrestasi atau simfoni bermacam-macam interaksi yang ada mencakup unsur-unsur untuk belajar efektif yang mempengaruhi kesuksesan siswa. Unsur tersebut terbagi menjadi dua kategori yaitu: konteks dan isi. Konteks adalah latar belakang pengalaman guru. Sedangkan isi adalah bagaimana tiap frase musik dimainkan (penyajian) seperti fasilitasi dari ahli sang maestro terhadap orchestra dan pemanfaatan dari bakat setiap pemain musik dan potensi setiap instrumen.


Interaksi dari konteks dan isi dapat mengubah kemampuan dan bakat alamiah siswa menjadi cahaya yang akan bermanfaat bagi mereka sendiri dan orang lain. Jika dikaitkan dengan situasi belajar-mengajar sekolah, unsur-unsur yang sama tersusun dengan baik yaitu suasana, lingkungan, landasan, rancangan, penyajian, dan fasilitas.

Empat ciri dari kerangka konseptual tentang langkah-langkah pengajaran dalamquantum teaching yaitu: (1) adanya unsur  demokrasi  dalam  pengajaran; (2) adanya  kepuasan  pada  diri  si  anak; (3) adanya unsur pemantapan dalam menguasai materi atau suatu keterampilan yang diajarkan; dan (4) adanya unsur kemampuan pada seorang guru dalam merumuskan temuan yang dihasilkan si anak, dalam bentuk konsep, teori, model dan sebagainya, (De porter. B, 2004).

Unsur demokrasi dalam pengajaran quantum teaching dapat dilihat dari adanya kesempatan yang luas kepada seluruh para siswa untuk terlibat aktif dan partisipasi dalam tahapan-tahapan kajian terhadap suatu mata pelajaran, sehingga  memungkinkan munculnya dan terekspresikannya seluruh potensi dan bakat yang terdapat pada diri si anak. Sedangkan kepuasan pada diri si anak muncul dari adanya pengakuan terhadap temuan dan kemampuan yang ditunjukkan oleh si anak secara proporsional. Adapun pemantapan dalam menguasai materi atau suatu keterampilan yang diajarkan dapat dilihat dari adanya pengulangan terhadap sesuatu yang sudah dikuasai si anak.

1. Arti Quantum Teaching

 Menurut De porter. B (2004), kata quantum berarti interaksi antara paket-paket energi dalam energi foton yang terquantisasi, sedangkan quantum teaching dalam pembelajaran merupakan interaksi yang terjadi di dalam kelas antara siswa dengan lingkungan belajar yang efektif. Dalam quantum teaching bersandar pada konsep ‘bawalah dunia mereka ke dunia kita, dan antarkan dunia kita ke dunia mereka’. Hal ini menunjukkan, betapa pengajaran dengan quantum teaching tidak hanya menawarkan materi yang mesti dipelajari siswa. Tetapi jauh dari itu, siswa juga diajarkan bagaimana menciptakan hubungan emosional yang baik dalam dan ketika belajar.

 Dengan quantum teaching kita dapat mengajar dengan memfungsikan kedua belahan otak kiri dan otak kanan pada fungsinya masing-masing. Otak kiri menangani angka, susunan, logika, organisasi, dan pemikiran rasional dengan pertimbangan  yang deduktif dan analitis. sedangkan otak kanan mengurusi masalah pemikiran yang abstrak dengan penuh imajinasi. Misalnya warna, ritme, musik, dan proses pemikiran lain yang memerlukan kreativitas, orisinil, daya cipta dan bakat artistik (De porter. B, 2004).

2. Asas Utama Quantum Teaching

Menurut De porter. B (2004), asas utama quantum teaching adalah “bawalah dunia mereka kedunia kita dan antarkan dunia kita ke dunia mereka”. Dari asas utama ini, dapat disimpulkan bahwa langkah awal yang harus dilakukan dalam pengajaran yaitu mencoba memasuki dunia yang dialami oleh peserta didik. Cara yang dilakukan seorang pendidik meliputi: untuk apa mengajarkan dengan sebuah peristiwa, pikiran atau perasaan yang diperoleh dari kehidupan rumah, sosial, musik, seni, rekreasi atau akademis mereka. Setelah kaitan itu terbentuk, maka dapat membawa mereka kedalam dunia kita dan memberi mereka pemahaman mengenai isi dunia itu. “Dunia kita” dipeluas mencakup tidak hanya para siswa, tetapi juga guru. Akhirnya dengan pengertian yang lebih luas dan penguasaan lebih mendalam, siswa dapat membawa apa yang mereka pelajari kedalam dunia mereka dan menerapkannya pada situasi baru.


3. Prinsip-Prinsip Quantum Teaching

Menurut De porter. B (2004), prinsip-prinsip quantum teaching adalah struktur chort dasar dari simfoni. Prinsip-prinsip tersebut adalah: 
  • Segalanya berbicara; 
  • Segalanya bertujuan; 
  • Pengalaman sebelum pemberian nama; 
  • Akui setiap usaha; dan  
  • Jika layak dipelajari, maka layak pula dirayakan. 

Dengan demikian, segalanya berbicara seperti  yang ada dari lingkungan kelas dan bahasa tubuh, serta rancangan pembelajaran, semuanya mengirim pesan tentang belajar. Sedangkan segalanya bertujuan dapat digambarkan melalui segala sesuatu yang terjadi dalam proses belajar mengajar memiliki tujuan tertentu. Oleh karena itu, proses belajar paling baik terjadi ketika siswa telah mengalami informasi sebelum mereka memperoleh nama untuk yang mereka pelajari.

Belajar pada hakikatnya mengandung konsekuensi ketika peserta didik mulai melangkah untuk belajar yang bagaimanapun untuk setiap usaha dan pekerjaan untuk belajar yang dilakukan selalu dianggap perlu dan akan berpengaruh terhadap hasil pekerjaan yang lebih baik, maka pengakuan dari setiap usaha akan berperan menciptakan perasaan nyaman dan percaya diri, serta dapat menciptakan lingkungan paling baik untuk membantu mengubah diri menuju arah yang diinginkan. Pengakuan tersebut akan lebih lengkap dengan dibuktikan melalui sebuah perayaan sebab perayaan merupakan ungkapan kegembiraan atas keberhasilan yang diperoleh dan juga dengan perayaan akan memberikan umpan balik mengenai kemajuaan dan akan meningkatkan asosiasi emosi positif dengan belajar (De porter B, 2003).

4. Model Quantum Teaching 

Menurut De porter, B (2004), quantum  teaching mempunyai dua bagian penting yaitu dalam seksi konteks dan dalam seksi isi. Dalam seksi konteks, akan menemukan semua bagian yang dibutuhkan untuk mengubah: suasana yang memberdayakan, landasan yang kukuh, lingkungan yang mendukung, dan rancangan belajar yang dinamis. Sedangkan dalam seksi isi, akan menemukan keterampailan penyampaian untuk kurikulum apapun, disamping strategi yang dibutuhkan siswa untuk bertanggung jawab atas apa yang mereka pelajari: penyanjian yang prima, fasilitas yang luwes, keterampilan belajar untuk belajar, dan keterampilan hidup.

5. Sintaks Pembelajaran Quantum Teaching

Sintaks pembelajaran quantum teaching adalah tumbuhkan, alami, namai, demostrasikan, ulangi dan rayakan (TANDUR). Adapun maksudnya adalah:
  1. Menumbuhkan minat dengan memuaskan “apakah manfaatnya bagiku (pelajar)” dan memanfaatkan kehidupan pelajar; 
  2. Menciptakan atau mendatangkan pengalaman umum yang dapat dimengerti oleh semua pelajar; 
  3. Menamai kegiatan yang akan dilakukan selama proses belajar mengajar dengan menyediakan kata kunci, konser, model, rumus, strategi, sebuah “masukan”; 
  4. Menyediakan kesempatan bagi pelajar untuk menunjukkan (mendemonstrasikan) bahwa mereka tahu;
  5. Menunjuk beberapa pelajar untuk mengulangi materi dan menegaskan “aku tahu bahwa aku memang tahu ini”; 
  6. Merayakan atas keberhasilan yang sudah dilakukan oleh pelajar sebagai pengakuan untuk penyelesaian, partisipasi, dan pemerolehan keterampilan dan ilmu pengetahuan (De porter B, 2003)

Sunday 27 November 2011

Vitalitas Guru Berkarakter


Ol.h JODDI UER1ANA, S.E.
Sebagai guru kita pantas bertanya, keteladanan seperti apa yang akan kita perankan agar pendidikan karakter dapat mewujud dalam kehidupan kita. Kehidupan kita sebagai pribadi sekaligus guru berkarakter yang memimpikan peserta didiknya menjadi manusia-manusia berkaraktere-mail forumguru@pikiran-rakyat.com
SEORANG ilmuwan Muslim abad ke-8 Hijriah Ibnu al-Qa-yim pernah menyampaikan teori mengenai karakter. Menurut Qayim, karakter dibentuk melalui proses bertingkat yang diawali oleh informasi, kemudian informasi mengalami transformasi menjadi keyakinan, lalu membentuk kemauan yang mendorong kepada suatu tindakan.
Jika tindakan tersebut dilakukan secara berulang, jadilah dia kebiasaan. Kebiasaan yang hidup secara konsisten dan berlangsung dalam jangka waktu yang lama akan mengerak dalam wujud karakter. Ide Al-Ghazali seakan menemukan konteksnya di sini yang menyatakan bahwa ketika karakter (akhlak) ada dalam diri seseorang, dia tidak lagi membutuhkan proses berpikir, karena terjadi secara otomatis dan hasilnya tampak alamiah bukan dibuat-buat (artificial).
Guru sebagai fasilitator pendidikan tentunya memiliki peran yang sangatstrategis dalam merekayasa manusia agar tumbuh menjadi manusia berkarakter. Setidaknya dibutuhkan 3 elemen agar guru dapat memerankan fungsinya sebagai model komponen pendidikan karakter.
Pertama, guru memiliki karakter fisik dengan vitalitas yang baik. Ini bisa terbentuk dengan kesadaran untuk menjaga kebugaran dan menjalankan pola hidup yang sehat. Olah raga merupakan karakter fisiknya. Dia memiliki ruang-waktu untuk menjalankan aktivitas fisik ini. Akan tetapi, jangan dianggap tuntas dengan hanya melakukan rutinitas fisik profesi yang menguras tenaga karena akan sangat berbeda jika dibandingkan dengan aktivitas fisik yang didorong oleh motivasi mengolah raga. Olah raga secara teratur memberikan kesegaran bagi fisik juga memiliki pengaruh positif terhadap suasana hati.
Kedua, vitalitas intelektual. Membaca menjadi ciri karakternya. Membacatidak dibatasi dalam mang lingkup profesionalnya, tetapi lebih diarahkan kepada pembukaan wawasan yang lebih luas. Mungkin bukan berorientasi menjadi guru multikompetensi. tetapi lebih kepada perolehan keragaman sudut pandang keilmuan.
Kalaupun seorang guru memiliki kewajiban profesi pada bidang tertentu, ketika membaca dia jadikan salah satu karakter hidupnya maka akan semakin kaya pelayanan yang dia berikan kepada anak didiknya. Dengan vitalitas intelektual yang baik, seorang guru dapat mengkreasi sesuatu yang kom-pleks-rumit menjadi sesuatu yang iebih sederhana dan tampak menarik, hal yang secara alamiah disenangi oleh setiap manusia terlebih anak didik.
Ketiga, vitalitas rohani. Meskipun ada pada urutan akhir, tetapi sesungguhnya vitalitas rohani menjadi trigger yang memberikan tenaga dalam pembentukan dua karakter sebelumnya. Kesadaran seorang guru sebagaihamba Tuhan menjadi energi pendorong luar biasa melebihi motivasi apa pun, materi sekalipun.
Seluruh potensinya sebagai guru dia jadikan media penghambaan unggulannya. Karakter ini mewujud dalam bentuk ketaatan yang bersifat vertikal dan kemanfaatan dirinya terhadap alam semesta. Wajah karakter ini adalah keberpihakannya kepada kebaikan yang tcr-pilin dengan kejujuran. Perhatikan sensasi yani; dirasakan jiwa kita ketika bisa merealisasikan suatu kebaikan, mendoakan anak didik kita misalnya.
Mulianya profesi guru merupakan keniscayaan, kelanjutan pilihannya ada di tangan kita para guru, apakah kita akan menjadi guru karakter -maaf- dengan vitalitas alakadarnya atau guru karakter yang berkarakter ? VfixiGuru!!!
Penulis, staf pengajar Mualim-in/MA PPI 113 Izhhaarul Haq Ancol, Garut.

Wednesday 23 November 2011

10 ciri guru profesional


1. Selalu punya energi untuk siswanya 
Seorang guru yang baik menaruh perhatian pada siswa di setiap percakapan atau diskusi dengan mereka. Guru yang baik juga punya kemampuam mendengar dengan seksama.
2. Punya tujuan jelas untuk Pelajaran 
Seorang guru yang baik menetapkan tujuan yang jelas untuk setiap pelajaran dan bekerja untuk memenuhi tujuan tertentu dalam setiap kelas.
3. Punya keterampilan mendisiplinkan yang efektif 
Seorang guru yang baik memiliki keterampilan disiplin yang efektif sehingga bisa  mempromosikan perubahan perilaku positif di dalam kelas.
4. Punya keterampilan manajemen kelas yang baik
Seorang guru yang baik memiliki keterampilan manajemen kelas yang baik dan dapat memastikan perilaku siswa yang baik, saat siswa belajar dan bekerja sama secara efektif,  membiasakan menanamkan rasa hormat kepada seluruh komponen didalam kelas.

5. Bisa berkomunikasi dengan Baik Orang Tua 
Seorang guru yang baik menjaga komunikasi terbuka dengan orang tua dan membuat mereka selalu update informasi tentang apa yang sedang terjadi di dalam kelas dalam hal kurikulum, disiplin, dan isu lainnya. Mereka membuat diri mereka selalu bersedia memenuhi  panggilan telepon, rapat, email dan sekarang, twitter.
6. Punya harapan yang tinggi pada siswa nya 
Seorang guru yang baik memiliki harapan yang tinggi dari siswa dan mendorong semua siswa dikelasnya untuk selalu bekerja dan mengerahkan potensi terbaik mereka.
7. Pengetahuan tentang Kurikulum 
Seorang guru yang baik memiliki pengetahuan mendalam tentang kurikulum sekolah dan standar-standar lainnya. Mereka dengan sekuat tenaga  memastikan pengajaran mereka memenuhi standar-standar itu.
8. Pengetahuan tentang subyek yang diajarkan 
Hal ini mungkin sudah jelas, tetapi kadang-kadang diabaikan. Seorang guru yang baik memiliki pengetahuan yang luar biasa dan antusiasme untuk subyek yang mereka ajarkan. Mereka siap untuk menjawab pertanyaan dan menyimpan bahan menarik bagi para siswa, bahkan bekerja sama dengan bidang studi lain demi pembelajaran yang kolaboratif.
9. Selalu memberikan yang terbaik  untuk Anak-anak dan proses Pengajaran 
Seorang guru yang baik bergairah mengajar dan bekerja dengan anak-anak. Mereka gembira bisa mempengaruhi siswa dalam kehidupan  mereka dan memahami dampak atau pengaruh yang mereka miliki dalam kehidupan siswanya, sekarang dan nanti ketika siswanya sudah beranjak dewasa.
10. Punya hubungan yang berkualitas dengan Siswa 
Seorang guru yang baik mengembangkan hubungan yang kuat dan saling hormat menghormati dengan siswa dan membangun hubungan yang dapat dipercaya.
Disarikan dari situs Apple for the teacher

Tuesday 22 November 2011

PROGRAM DAN INSTRUMEN SUPERVISI PENDIDIKAN


1.      PROGRAM-PROGRAM SUPERVISI PENDIDIKAN
Program adalah seperangkat rencana yang dilakukan untuk diterapkan guna mencapai tujuan tertentu, sedangkan program supervisi kegiatan-kegiatan yang dilakukan supervisor dalam rangka melaksankan tugas dan tanggung jawbnya sebagai supervisor untuk peningkatan mutu atau kualitas pendidikan.
Adapun program-program yang dapat dilakukan oleh seorang supervisor guna meningkatkan mutu pendidikan adalah sebagai berikut:

A.    Mengorganisasi dan membina guru-guru
Guru sebagai salah satu kelompok personalia dalam dunia pendidikan tidak bisa lepas dari masalah dan pendekatan. Bagaimanapun masalahnya dan pendekatan apapun yang dipakai,jelas menunjukan guru - guru itu memang perlu diorganisai. Lebih - lebih dinegara kita mengingat jumlah tenaga guru masih kurang, masih banyak guru darurat, dan proporsi guru belum sesuai dengan bidang studi yang ada. Mereka membutuhkan organisasi dari pihak supervisor agar mereka dapat berpartisipasi dengan sebaik - baiknya dalam pendidikan.
Mengorganisasi guru dapat dilakukan dengan tujuh cara yaitu Menempatkan guru sesuai dengan keahliannya, Meningkatkan motivasi, Meningkatkan partisipasi dan kreatifitas, Meningkatkan partisipasi dan kreatifitas, Melakukan persuasi, Memberi teladan, Memberikan sanksi jabatan dan Memperbaiki mekanisme kerja dan monitoring.
  1. Menempatkan guru sesuai dengan keahliannya
Menempatkan guru sesuai dengan keahliannya untuk mengorganisasi guru secara mutlak harus dilakukan. Tidak banyak gunanya lembaga - lembaga pendidikan guru mencetak bermacam - macam guru bidang studi kalau mereka tidak diberi tugas sesuai dengan keahliannya. Bila hal ini terjadi, disamping akan menurunkan cara kerja dan hasil pekerjaan mereka, juga akan menimbulkan rasa tidak puas pada diri mereka.
  1. Meningkatkan motivasi guru
Setiap guru merupakan individu yang unik, artinya tidak ada dua atau lebih yang memiliki perilaku persis sama. Namun bagaimanapun bentuk - bentuk perilaku guru itu semuanya merupakan sesuatu yang termotivasi ( Sikula, 1976, h.77 ). Menurut pengertian ini semua jenis perilaku adalah dipengaruhi oleh motivasi, perilaku - perilaku itu terjadi atas jasa motivasi.
Dalam garis besarnya dikenal empat jenis teori motivasi, yaitu teori pradisposisi, teori hierarki, teori dua factor, dan teori harapan.
Teori pradisposisi mengatakan bila kita memberikn pekerjan kepada seseorang yang sesuai dengan tingakat perkembangannya, pekerjaan ini akan cenderung memuaskan mereka. Teori Hierarki mengatakan bahwa kebutuhan seseorang ditentukan oleh tingkat kebutuhan masing masing orang itu pada waktu itu. Teori dua faktor yang terdiri faktor pemuas dan faktor tidak pemuas. Teori harapan mengatakan motivasi seseorang ditentukan oleh seberapa besar harapan seseorang terhadap hadiah yang ia akan terima sesudah mengerjakan sesuatu.
  1. Meningkatkan partisipasi dan kreativitas guru
Setiap guru adalah merupakan pribadi yang berkembang. Bila perkembangan ini dilayani, sudah tentu dapat lebih terarah mempercepat laju pekembangan itu sendiri, yang akhirnya akan memberi kepuasan kepada guru - guru dalam bekerja disekolah. Sikap inovatif dapat menjadi sumber untuk berkreasi. Sebab sikap inovativ tidak hanya terbatas kepada mendukung hasil - hasil inovasi orang lain, melainkan juga merupakan kemauan untuk memperbaharui sesuatu.
Guru sebagai pribadi yang berkembang perlu dibina secara utuh. Well menyebut pembinaan guru ini dilakukan dengan caa model personal ( 1978, h.3 ). Pembinaan ini dilakukan dengan cara mengembangkan kata hati, membuat individu mampu bertindak secara riil dalam dunia nyata, memelihara kehidupan emosi, dan mengembangkan hubungan yang produktif dengan lingkungannya.
  1. Melakukan persuasi
Kondisi - kondisi yang harus terpenuhi bila melakukan persuasi
Pertama, perubahan yang diinginkan harus rasional
Kedua, para guru belum mempunyai komitmen yang tinggi. Kondisi ini merupakan dasar mengapa perlu diadakan organisasi guru di sekolah - sekolah.
Ketiga, tidak sadar akan kebutuhan menaikkan kualitas kerja dan hubungannya dengan cara memenuhi kebutuhan itu.
Keempat, mempunyai kemampuan untuk menerima dan melaksanakn pembinaan. Asal sifat dan isi pembinaan itu sesuai dengan tingkat kemampuan mereka.
Kelima, sekolah mempunyai kemampuan untuk meningkatkan kualitas guru - gurunya, tetapi hal itu tidak dilakukan dengan baik
Keenam, pesonalia sekolah berpartisipasi dalam pengambilan keputusan, partisipasi seperti ini untuk hal - hal yang tidak bersifat rahasia
Ketujuh, usaha meningkatkan kualitas kerja guru diantisipasi banyak menghadapi rintangan,
Kedelapan, waktu yang tidak terbatas.
  1. Keteladanan
Sikap suka meniru perilaku pemimpin pada masyarakat kita, khususnya dikalangan guru perlu dimanfaatkan oleh para supervisor dalam mengorganisasi mereka. Supervisor adalah pemimpin para guru dalam usaha meningkatkan efektifitas dan efisiensi proses belajar mengajar.
  1. Sanksi Jabatan
Mengorganisasi guru dengan memakai sanksi jabatan cukup efektif dilakukan dalam masa sekarang. Hal itu disebabkan oleh
a.       kondisi Negara kita yang belum mampu menyediakan lapangan kerja yang mencukupi sehingga banyak tenaga kerja yang masih menganggur dan antri menunggu lowongan kerja.
b.      Ada asumsi guru - guru takut kehilangan jabatannya sebagai guru.
  1. Mekanisme kerja dan monitoring
Untuk membuat mekanisme kerja dan monitoring yang baik dibutuhkan hal - hal sebagai berikut :
a.       Deskripsi tugas bagi para guru yang jelas
b.      Deskrisi perlu dibuat secara terperinci
c.       Model kepemimpinan kontingensi agar fleksibel cocok diterapkan pada situasi situasi yang berbeda.
d.      Laporan - laporan kerja yang kontinu dari bawah ke atas
e.       Catatan - catatan hasil observasi yang kontinu dari atasan terhadap bawahan dari hasil - hasil penilaian dalam bentuk yang lain.
f.       Komunikasi yang kontinu secara timbal balik baik vertical maupun horizontal
g.      Revisi - revisi program dan perencanaan yang bergulir dari waktu ke waktu.
Faktor - faktor pendukung yang dimaksud adalah :
  1. Iklim sekolah
  2. Proses kenaikan pangkat
  3. Kesejahteraan
  4. Keempatan belajar lebih lanjut
Adapun membina guru-guru, Guru sebagai pelaksana terdepan dalam jajaran pendidikan berhadapan langsung dengan berbagai masalah-masalah pendidikan utamanya masalah pengajaran. Banyak di antara masalah itu yang tidak dapat diselesaikan oleh guru itu sendiri. Mereka membutuhkan bantuan dalam usaha mengerti tujuan-tujuan pendidikan, usaha pengembangan kurikulum, dan usaha mengerti pendekatan/metode/model pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan peserta didik. Semuanya ini membutuhkan bantuan dari seseorang yang memiliki kompetensi dalam profesi keguruan. Menurut Sahertian (2000), pentingnya supervisi pendidikan bertolak dari keyakinan dasar bahwa guru adalah suatu profesi. Suatu profesi selalu bertumbuh dan berkembang.
 Profesionalisme Guru dalam mengalokasikan waktu belajar siswa didorong oleh rasa tanggung jawab mereka sebagai tenaga pendidik yang harus mencapai tujuan pendidikan semaksimal mungkin yang sesuai dengan GBPP yang berlaku.
          Proses belajar mengajar yang di tunjang oleh loyalitas dan disiplin tinggi akan menciptakan kegiatan belajar mengajar yang lancar dan kondusif. Hal itu karena tidak lepas dari peranan yang besar dari guru-guru dalam mengelola kelas.
          Untuk mencapai tujuan pembelajaran siswa,perlu adanya Variasi metoda pembelajaran siswa, guna membangkitkan minat dan bakat belajar siswa dalam kaitannya dengan pendidikan Nasional.



B.     Mempertahankan dan mengembangkan kurikulum yang berlaku

Kurikulum adalah sesuatu yang diinginkan atau yang dicita-citakan untuk anak didik. Artinya, hasil belajar yang diinginkan yang diniati agar dimiliki anak. Semua keinginan atau hasil-hasil belajar yang diinginkan disusun dan tulis dalam bentuk program pendidikan, yakni kurikulum, yang wujudnya adalah buku kurikulum beserta petunjuk-petunjuknya. Dalam buku kurikulum tersebut terdapat hasil atau tujuan apa yang diinginkan bahanmana yang harus diberikan pada tingkat atau kelas berapa bahan itu diberikan kesemua itu dituangkan dalam bentuk garis-garis besar program pengajaran (GBPP).
Ruanglingkup pembinaan kurikulum dilembaga pendidikan atau sekolah mencakup semua komponen kurikulum terutama yang mempengaruhi anak didik. Adanya peran dan posisi yang berbeda antara kepala sekolah dan guru, maka ruanglingkup pembinaan kurikulum dapat dibedakan menjadi dua katergori, yakni pembinaan oleh kepala sekolah dan pembinaan oleh guru.
 Kepala sekolah adakah penanggung jawab pelaksanaan kurikulum disekolah yang dipimpinnya. Sehubungan dengan itu maka peranan kepala sekolah tidak hanya berperan sebagai Pembina kurikulum tapi juga menjadi koordinator pembinaan kurikulum.
Adapun program-program yang harus dapat diperhatikan kepala sekolah dalam pelaksanaan kurikulum disekolah sebagai berikut:
1.      Efektivitas dan efisiensi proses belajar mengajar yang dilaksanakna guru.
2.      Efektivits dan efisiensi pelaksanaan bimbingan penyuluhan yang dapat dilihat dari banyaknya kegiatan yang dilakukan oleh pembimbing atau wali kelas seperti penangan kasus-kasus para siswa, kunjungan rumah, bantuan kepada siswa yang mengalami kesulitan belajar dan kesulitan pribadi dan pemanfaatan guru pembimbing oleh para siswa dan lain-lain.
3.      Pelaksanaan administrasi kelas oleh para guru. Hal ini dapat dilihat dari kegiatan mengatur proses belajar mengajar ( program tahunan, jadwal pelajaran,model satuan pelajaran, kriteria penilaian, mengatur kenaikan kelas, laporan kemajuan belajar atau raport, pelaksaan tes dan lain-lain.
4.      Pelaksanaan penilaian antara lain penyusunan soal-soal, jadwal ulangan, hasil yang dicapai anak didik, remedial, pemeriksaan soal-soal ulangan, pengumuman hasil ulangan dan lain-lain.
Adapun pembinaan kurikulum yang dilakukan guru bertujuan meningkatkan kualiatas proses pengajaran dan hasil belajar yang dicapai siswa. Upaya yang biasa dilakukan agar pelaksanan proses belajar mengajar sesuai dengan rambu-rambu yang ada dalam GBPP( garis besar program pengajaran) adalah sebagai berikut:
1.      Menelaah GBPP
Telaah guru terhadap GBPP untuk menetapkan berapa banyak pokok bahasan dalam satu semester sesuai dengan tujuan intruksionalnya.kemudian telaah ini guru dapat mencari dan menentukan buku sumber yang paling sesuai dengan isi pokok bahasan. Dan sarana belajar yang diperlukan guna mengajarkan pokok bahasan tersebut.
2.      Menyusun satuan pelajar
Berdasarkan telaahan GBPP guru sebaiknya menyusun satuan pelajaran untuk satu semester.  penyusunan satuan pelajaran secara menyeluruh untuk satu semester akan dapat menjamin kesinambungan tujuan, bahan kegiatan belajar dan penilaian.
3.      Penyediaan sumber ( alat ) fasilitas belajar
Menyediakan sumber (alat)  fasilitas belajar untuk siswa, seperti alat praga, buku sumber, alat praktikum, bahan diskusi, keperluan pameran, alat kunjungan keluar kelas dan lain-lain.
4.      Penilaian hasil belajar
Hasil belajar yang dicapai oleh para siswa dapat dijadikan salah satu ukuran dari keberhasilan proses belajar mengajar.

C.     Meningkatkan program dan pelaksanaan penelitian dan hubungan dengan masyarakat sebagai penunjang kurikulum sekolah.
Meningkatkan program dan pelaksanaan penelitian dan hubungan dengan masyarakat sebagai penunjang kurikulum sekolah. Hal ini dirumuskan sebagai berikut ;
·         Supervisi secara menyeluruh berpengaruh signifikan terhadap kinerja guru
·         Motivasi secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kinerja guru
·         Bimbingan secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kinerja
guru
·         Supervisi, motivasi, dan bimbingan secara simultan berpengaruh
signifikan terhadap kinerja guru
·         Supervisi merupakan variabel yang dominan berpengaruh terhadap
kinerja guru
Supervisor dan guru untuk selalu berusaha  berpartisipasi terhadap lembaga-lembaga serta organisasi-organisasi didalam masyarakat yang berhubungan dengan usaha pendidikan. Supervisor dan guru juga hendaknya melayani dan membantu memecahkan masalah-masalah yang timbul dalam masyarakat sesuai dengan fungsi dan kemampuannya. Supervisor dan guru menghormati dan menyesuaikan diri dengan adat kebiasaan masyarakat dengan sikap membangun. Dan supervisor dan guru juga menerima dan melaksanakan peraturan-peraturan korektif membangun.

D.    Program-program khusus
Program-program khusus adalah program yang dilakukan oleh supervisor berdasarkan keahlian dari masing-masing supervisor tersebut.Program-program tesebut adalah sebagai berikut :
1.      Memberikan kegiatan ekstrakulikuler kepada siswa yang berbakat sebagai bekal keterampilan mereka dengan orang-orang yang menjadi ahlinya dimasyrakat seperti kegiatan olahraga,kesenian,dll.
2.      Mengembangkan buku-buku yang ada diperpustakaaan sebagai baik buku pelajaraan  maupun buku pengetahuan yang lain,majalah,koran dll.
3.       Memberikan pengarahan kepada guru-guru untuk dapat mengembangkan materi yang sudah ada berdasarkan kurikulum yang  berlaku.
4.      Memberikan pembinaaan kepada guru-guru agar proses belajar mengajar dapat tercapai sesuai dengan tujuan pembelajaraan.misalnya pengembangan metode-metode  ang lebih baik dan sesuai dengan materi pembelajaraan sehingga pembelajaraan tidak  monoton juga dapat memberikan semangat dan keaktifan peserta didik.
5.      Mengembangkan agar guru dapat memaksimalkan pemanfaatan sarana dan prasarana/alat dalam proses belajar mengajar.
6.      Meningkatkan pengembangan bimbingan konseling untuk dapat  dilaksanakan secara optimal agar berfunsi sebagai mana mestinya.
7.      Menjalin hubungan silaturahmi dengan masyarakat secara baik.
8.      Membina guru-guru dalam melakukan penelitian untuk pengembangan materi maupun proses pembelajaran.
9.      Melakukan pelatihan tentang tekhnologi agar guru dapat mengikuti perkembangan kemajuaan tekhnologi.misalnya menguasai penggunaan komputer secara baik sehingga dapat menggunakannya untuk mempermudah proses pembelajaraan.

2.      INSTRUMEN SUPERVISI PENDIDIKAN
Dalam  melakukan instrumen supervisi pedidikan perlu dilakukan dengan menggunakan teknik atau metode pengumpulan data supervisi,agar memperoleh hail yang lebih baik dan pelaksanaannya lebih mudah apabbila metode dan tekhnik tersebut dibantu dengan dengan alat dan instrumen tertentu.misalnya  dengan metode wawancara,suoervisor dapat saja tidak menggunakan alat atau atau instrmen.Ia akan bertanya apa saja menurut apa yang diingat.jawaban dari responden juga hanya diingat-ingat atau dicatat dalam bentuk catatan singkat.hasil wawancara tentu akan lebih banyak,lebih baik dan lebih lengkap  apabila ia menggunakan instrumen lain yang berupa pedoman wawancara.
Beberapa metode untk pengumpulan data supervisi yang dapat disarankan adalah : (1) kuesioner atau angket,(2) wawancara atau interview (3) pengamatan atau observasi,(4)dokumentasi,(5) test,(6)diskusi,(7)kunjungan rumah,(8) seminar dan lokakarya.
Satu metode  yang kiranya juga efektif digunakan adalah diskusi informal dengan siswa.Pengawas,kepala sekolah,atau guru dapat secara tidak terlalu formal  menjumpai siswa yang baru keluar dari kelas ketika jam istirahat,baik secara individual atau kelompok.Dala kesempatan tersebut dapat digali banyak sekali informasi tentang pelajaran yang baru  saja berlangsung dikelas.Dengan cara yang kelihatnnya tidak formal  tersebut justru akan keluarlah semua ganjalan yang dirasakan oleh siswa dan informasi itulah yang kiranya tepat digunakan sebahan bahan pembinaan.
Meskipun kegiatan supervisi bukan dimaksudkan untuk menilai tetapi untuk memberikan bantuan dan pembinaan berdasarkan data yang benar,rinci,tepat.Namun pekerjaan tersebut tidak terlepas dari menilai.Jika kondisi suatu  komponen  atau indikator sudah dinyatakan ”baik” dan “belum baik”,tentu saja supervisor mau tidak mau harus menempatkan dirinya sebagai penilai.Dalam melaksanakan penilaian seorang supervisor tentu harus menggunakan standar sebagai patokan atau ukuran.
Standar atau tolak ukur adalah suatu kondisi tetentu dan optimal yang harus diharapkan untuk dicapai  oleh suatu objek yang diukur atau dinilai.dari optimal disini bahaw kondisi yang menjadi perbandingan bagi kondisi  nyata suatu objek dengan kondisi pembanding.jika kondisi masih jauh dari yang distandarkan maka nilai dari objek tersebut masih rendah.sabaliknya jika kondisi nyata objek yang dinilai sudah mendekati kondisi pembanding,maka objek yang diukur sudah tidak mengkhawatirkan lagi.objek yang perlu dibina adalah objek yang kondisinya masih jauh dari harapan.
Mengapa diperlukan standar? Standar penilaian diperlukan oleh supervisor (karena bukan hanya satu orang),umtuk menyamakan persepsi bagai beberapa pelaku.Denga adanya standar penilaian maka mereka akan terhadir dari unsur yang berbau subjektivitas atau pengaruh subjektivitas penilaian.Manfaat ari standar penilaian adalah:
1.      Memberikan keputusan yang sama untuk penilai yang berbeda,agar diperoleh penilaian yang sama.
2.      Memberikan pedoman untuk seorang penilai yang melakukan penilaian dalam waktu yan berbeda,agar dapat memberikan hasil yang sama.
3.      Untuk menjaga agar penilaiantidak terpengaruh oleh kondisi fisik dan emosi yang berbeda,misalnya penilai pada waktu badan sedang tidak terlalu sehat dan tidak sehat,atau dalam keadaan senang ataupu susah.
Untuk menyusun sebuah standar,ini dilakukan oleh pengawas secara bersama-sama atau mengajak kepala sekolah dan guru yang sudah sngat berpengalaman maka harus mengacu pada lima cara,yaitu :
1.      Mengacu  pada peraturan yang berlaku atau ketentuan yang berlaku,misalnya undang-undang,peraturan pemerintah,pedoman,panduan dan lain-lain.
2.      Mendasarkan diri pada teori atau konsep yang sudah diakui kebenaranya dengan mnerapkan dalil-dalil atau teori yang terdapat dibuku-buku pengetahuan.Dalam hal ini penyusun standar dimungkinkan menggabung dua teori atau lebih.
3.      Menggunakan hasil penelitian yag sudah dipublikasikan sendiri oleh penelitinya misalnya lewat perpistakaan.
4.      Mendiskusikan dengan kelompok yang mempunyai kemampuan atau keahlian sejenis,yang diperkirakan sanggup memberikan pendapat atau pandangan yang tajam tenytang objek yang bersangkutan atau disebut dengan “kesepakatan bersama”.
5.      Memikrkan dan membuat pertimbangan sendiri berdasarkan pemikiran dan penalaran yang benar dan runtut,yang dapat diterima oleh akal sehat.
Jadi,maksud dari instumen supervisi pendidikan adalah untuk mengukur keberhasilan dari objeknya dengan menggunakan standar-standar tetentu,sehinga supervisor bisa dengan mudah mengetaui apakah objek yang ditentukan masih sangat perlu untuk dibina atau tidak.















Contoh instrumen supervisi pendidikan yang menjadi tolak ukur.
PEDOMAN PENILAIAN
SUPERVISI ADMINISTRASI KETENAGAAN
No
KOMPONEN
CARA MENILAI
NILAI


a.Biodata lengkap
10


b.Program kerja kep.madrasah
15


c.Buku agenda kep.Madrasah
15
1
Kepala Madrasah
d.Jadwal supervisi
10


e.Pelaksanaan supervisi kelas
20


f.DP3 guru dan pegawai
10


g.DUK
10


h.Catatan kenaikan berkala pangkat dan pensiun guru dan pegawai
10


a.Biodata lengkap
10


b.Agenda guru
30


c.Apresiasi guru
10
2
Guru
d.Kesulitan tugas dengan surat keputusan
20


e.kelebihan guru permata pelajaraan
15


f.Kekurangan guru permata pelajaraan
15


a.Daftar prestasi
20
3
Tata Usaha
b.Pembagian tugas
30


c.Rincian tugas
30


d.Catatan hasil pekerjaan
20


a.Ada diisi data lengkap
91-100


b.Ada diisi data tidak lengkap
75-90
4
Buku Induk
c.Ada diisi tidak semua pegawai
55-74

Pegawai
d.Ada tidak diisi
21-54


e.Tidak
1-20


a.Kepala madrasah ada lengkap
30
5
File
b.Guru ada lengkap
50


c.Pegawi ada lengkap
2



100
Nilai
 akhir/kesimpulan
/rat-rata:jumlahkeseluruhan nilai dibagi 5



HASIL ANALISA DAN KESIMPULAN
1
Prestasi guru rata
...........%
Kategori
2
Profesi mengajar
...........%
............
3
Hubunga kerjasama
...........%
.............
4
Rata-rata keseluruhan
...........%
.............
                                                                                                                                   
1.      Pendapatan dan kesimpulan.................................................................... *)
2.      Saran-saran.............................................................................................. *)


......................... ...................................2011
Kepala Madrasah




(................................)

*diisi  dengan kata-kata singkat



Contoh lampiran instrumen supervisi
SUPERVISI
ADMNISTRASI KETENAGAAN
1.      Nama Madrasa            :    ..............................................................................................
2.      Alamat Madrasah        :    ..............................................................................................
3.      Kecamatan                   :    ..............................................................................................
4.      Kota/Kabupaten          :    ..............................................................................................
5.      Hari/Tanggal                :    ..............................................................................................
No
KEGIATAN
JAWABAN

NILAI
KETERANGAN


YA
TIDAK


1
2
3
4
5
6

KEPALA MADRASAH





Biodata





Program kerja kepala sekolah





Buku agenda kepala sekolah




1
Jadwal supervisi





Pelaksanaan supervisi kelas





DP3 guru dan pegawai





DUK





Catatan kenaikan berkala pangkal pensiun guru dan pegawai





GURU





Biodata




2
Buku agenda guru





Presensi guru





Kesesuaian tugas dengan SK





Kelebuhan guru permata pelajaran





Kekurangan guru permata pelajaraan





TATA USAHA





Daftar presentasi




3
Pembagian tugas





Rincian tugas





Catatan hasil pekerjaan/jumlah