PROGRAM DAN INSTRUMEN SUPERVISI PENDIDIKAN
1.
PROGRAM-PROGRAM
SUPERVISI PENDIDIKAN
Program
adalah seperangkat rencana yang dilakukan untuk diterapkan guna mencapai tujuan
tertentu, sedangkan program supervisi kegiatan-kegiatan yang dilakukan
supervisor dalam rangka melaksankan tugas dan tanggung jawbnya sebagai
supervisor untuk peningkatan mutu atau kualitas pendidikan.
Adapun
program-program yang dapat dilakukan oleh seorang supervisor guna meningkatkan
mutu pendidikan adalah sebagai berikut:
A.
Mengorganisasi dan
membina guru-guru
Guru sebagai salah satu kelompok personalia dalam dunia
pendidikan tidak bisa lepas dari masalah dan pendekatan. Bagaimanapun
masalahnya dan pendekatan apapun yang dipakai,jelas menunjukan guru - guru itu
memang perlu diorganisai. Lebih - lebih dinegara kita mengingat jumlah tenaga
guru masih kurang, masih banyak guru darurat, dan proporsi guru belum sesuai
dengan bidang studi yang ada. Mereka membutuhkan organisasi dari pihak
supervisor agar mereka dapat berpartisipasi dengan sebaik - baiknya dalam
pendidikan.
Mengorganisasi guru dapat dilakukan dengan tujuh cara yaitu
Menempatkan guru sesuai dengan keahliannya, Meningkatkan motivasi, Meningkatkan
partisipasi dan kreatifitas, Meningkatkan partisipasi dan kreatifitas, Melakukan
persuasi, Memberi teladan, Memberikan sanksi jabatan dan Memperbaiki mekanisme
kerja dan monitoring.
- Menempatkan guru
sesuai dengan keahliannya
Menempatkan guru sesuai dengan keahliannya untuk
mengorganisasi guru secara mutlak harus dilakukan. Tidak banyak gunanya lembaga
- lembaga pendidikan guru mencetak bermacam - macam guru bidang studi kalau
mereka tidak diberi tugas sesuai dengan keahliannya. Bila hal ini terjadi,
disamping akan menurunkan cara kerja dan hasil pekerjaan mereka, juga akan
menimbulkan rasa tidak puas pada diri mereka.
- Meningkatkan
motivasi guru
Setiap guru merupakan individu yang unik, artinya tidak ada
dua atau lebih yang memiliki perilaku persis sama. Namun bagaimanapun bentuk -
bentuk perilaku guru itu semuanya merupakan sesuatu yang termotivasi ( Sikula,
1976, h.77 ). Menurut pengertian ini semua jenis perilaku adalah dipengaruhi
oleh motivasi, perilaku - perilaku itu terjadi atas jasa motivasi.
Dalam garis besarnya dikenal empat jenis teori
motivasi, yaitu teori pradisposisi, teori hierarki, teori dua factor, dan teori
harapan.
Teori pradisposisi mengatakan bila kita memberikn pekerjan
kepada seseorang yang sesuai dengan tingakat perkembangannya, pekerjaan ini
akan cenderung memuaskan mereka. Teori Hierarki mengatakan bahwa kebutuhan seseorang
ditentukan oleh tingkat kebutuhan masing masing orang itu pada waktu itu. Teori
dua faktor yang terdiri faktor pemuas dan faktor tidak pemuas. Teori harapan
mengatakan motivasi seseorang ditentukan oleh seberapa besar harapan seseorang
terhadap hadiah yang ia akan terima sesudah mengerjakan sesuatu.
- Meningkatkan
partisipasi dan kreativitas guru
Setiap guru adalah merupakan pribadi yang berkembang. Bila
perkembangan ini dilayani, sudah tentu dapat lebih terarah mempercepat laju
pekembangan itu sendiri, yang akhirnya akan memberi kepuasan kepada guru - guru
dalam bekerja disekolah. Sikap inovatif dapat menjadi sumber untuk berkreasi.
Sebab sikap inovativ tidak hanya terbatas kepada mendukung hasil - hasil
inovasi orang lain, melainkan juga merupakan kemauan untuk memperbaharui
sesuatu.
Guru sebagai pribadi yang berkembang perlu dibina secara
utuh. Well menyebut pembinaan guru ini dilakukan dengan caa model personal (
1978, h.3 ). Pembinaan ini dilakukan dengan cara mengembangkan kata hati,
membuat individu mampu bertindak secara riil dalam dunia nyata, memelihara
kehidupan emosi, dan mengembangkan hubungan yang produktif dengan
lingkungannya.
- Melakukan
persuasi
Kondisi - kondisi
yang harus terpenuhi bila melakukan persuasi
Pertama, perubahan yang diinginkan harus rasional
Kedua, para guru belum mempunyai komitmen yang tinggi. Kondisi ini
merupakan dasar mengapa perlu diadakan organisasi guru di sekolah - sekolah.
Ketiga, tidak sadar akan kebutuhan menaikkan kualitas kerja dan
hubungannya dengan cara memenuhi kebutuhan itu.
Keempat, mempunyai kemampuan untuk menerima dan melaksanakn
pembinaan. Asal sifat dan isi pembinaan itu sesuai dengan tingkat kemampuan
mereka.
Kelima, sekolah mempunyai kemampuan untuk meningkatkan kualitas
guru - gurunya, tetapi hal itu tidak dilakukan dengan baik
Keenam, pesonalia sekolah berpartisipasi dalam pengambilan
keputusan, partisipasi seperti ini untuk hal - hal yang tidak bersifat rahasia
Ketujuh, usaha meningkatkan kualitas kerja guru diantisipasi banyak
menghadapi rintangan,
Kedelapan, waktu yang tidak terbatas.
- Keteladanan
Sikap suka meniru perilaku pemimpin pada masyarakat kita,
khususnya dikalangan guru perlu dimanfaatkan oleh para supervisor dalam
mengorganisasi mereka. Supervisor adalah pemimpin para guru dalam usaha meningkatkan
efektifitas dan efisiensi proses belajar mengajar.
- Sanksi Jabatan
Mengorganisasi guru dengan memakai sanksi jabatan cukup
efektif dilakukan dalam masa sekarang. Hal itu disebabkan oleh
a.
kondisi Negara kita yang belum mampu menyediakan lapangan kerja
yang mencukupi sehingga banyak tenaga kerja yang masih menganggur dan antri
menunggu lowongan kerja.
b.
Ada asumsi guru - guru takut kehilangan jabatannya sebagai
guru.
- Mekanisme kerja
dan monitoring
Untuk membuat mekanisme kerja dan monitoring yang baik
dibutuhkan hal - hal sebagai berikut :
a.
Deskripsi tugas bagi para guru yang jelas
b.
Deskrisi perlu dibuat secara terperinci
c.
Model kepemimpinan kontingensi agar fleksibel cocok
diterapkan pada situasi situasi yang berbeda.
d.
Laporan - laporan kerja yang kontinu dari bawah ke atas
e.
Catatan - catatan hasil observasi yang kontinu dari atasan
terhadap bawahan dari hasil - hasil penilaian dalam bentuk yang lain.
f.
Komunikasi yang kontinu secara timbal balik baik vertical
maupun horizontal
g.
Revisi - revisi program dan perencanaan yang bergulir dari
waktu ke waktu.
Faktor - faktor pendukung yang dimaksud adalah :
- Iklim sekolah
- Proses kenaikan
pangkat
- Kesejahteraan
- Keempatan
belajar lebih lanjut
Adapun membina guru-guru, Guru sebagai
pelaksana terdepan dalam jajaran pendidikan berhadapan langsung dengan berbagai
masalah-masalah pendidikan utamanya masalah pengajaran. Banyak di antara
masalah itu yang tidak dapat diselesaikan oleh guru itu sendiri. Mereka
membutuhkan bantuan dalam usaha mengerti tujuan-tujuan pendidikan, usaha
pengembangan kurikulum, dan usaha mengerti pendekatan/metode/model pembelajaran
yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan peserta didik. Semuanya ini
membutuhkan bantuan dari seseorang yang memiliki kompetensi dalam profesi
keguruan. Menurut Sahertian (2000), pentingnya supervisi pendidikan bertolak
dari keyakinan dasar bahwa guru adalah suatu profesi. Suatu profesi selalu
bertumbuh dan berkembang.
Profesionalisme Guru dalam mengalokasikan
waktu belajar siswa didorong oleh rasa tanggung jawab mereka sebagai tenaga
pendidik yang harus mencapai tujuan pendidikan semaksimal mungkin yang sesuai
dengan GBPP yang berlaku.
Proses belajar mengajar yang di tunjang oleh loyalitas dan disiplin tinggi akan menciptakan kegiatan belajar mengajar yang lancar dan kondusif. Hal itu karena tidak lepas dari peranan yang besar dari guru-guru dalam mengelola kelas.
Untuk mencapai tujuan pembelajaran siswa,perlu adanya Variasi metoda pembelajaran siswa, guna membangkitkan minat dan bakat belajar siswa dalam kaitannya dengan pendidikan Nasional.
Proses belajar mengajar yang di tunjang oleh loyalitas dan disiplin tinggi akan menciptakan kegiatan belajar mengajar yang lancar dan kondusif. Hal itu karena tidak lepas dari peranan yang besar dari guru-guru dalam mengelola kelas.
Untuk mencapai tujuan pembelajaran siswa,perlu adanya Variasi metoda pembelajaran siswa, guna membangkitkan minat dan bakat belajar siswa dalam kaitannya dengan pendidikan Nasional.
B.
Mempertahankan dan
mengembangkan kurikulum yang berlaku
Kurikulum
adalah sesuatu yang diinginkan atau yang dicita-citakan untuk anak didik.
Artinya, hasil belajar yang diinginkan yang diniati agar dimiliki anak. Semua
keinginan atau hasil-hasil belajar yang diinginkan disusun dan tulis dalam
bentuk program pendidikan, yakni kurikulum, yang wujudnya adalah buku kurikulum
beserta petunjuk-petunjuknya. Dalam buku kurikulum tersebut terdapat hasil atau
tujuan apa yang diinginkan bahanmana yang harus diberikan pada tingkat atau
kelas berapa bahan itu diberikan kesemua itu dituangkan dalam bentuk
garis-garis besar program pengajaran (GBPP).
Ruanglingkup
pembinaan kurikulum dilembaga pendidikan atau sekolah mencakup semua komponen
kurikulum terutama yang mempengaruhi anak didik. Adanya peran dan posisi yang
berbeda antara kepala sekolah dan guru, maka ruanglingkup pembinaan kurikulum
dapat dibedakan menjadi dua katergori, yakni pembinaan oleh kepala sekolah dan
pembinaan oleh guru.
Kepala sekolah adakah penanggung jawab
pelaksanaan kurikulum disekolah yang dipimpinnya. Sehubungan dengan itu maka
peranan kepala sekolah tidak hanya berperan sebagai Pembina kurikulum tapi juga
menjadi koordinator pembinaan kurikulum.
Adapun
program-program yang harus dapat diperhatikan kepala sekolah dalam pelaksanaan
kurikulum disekolah sebagai berikut:
1. Efektivitas dan efisiensi proses belajar mengajar yang
dilaksanakna guru.
2. Efektivits dan efisiensi pelaksanaan bimbingan penyuluhan
yang dapat dilihat dari banyaknya kegiatan yang dilakukan oleh pembimbing atau
wali kelas seperti penangan kasus-kasus para siswa, kunjungan rumah, bantuan
kepada siswa yang mengalami kesulitan belajar dan kesulitan pribadi dan
pemanfaatan guru pembimbing oleh para siswa dan lain-lain.
3. Pelaksanaan administrasi kelas oleh para guru. Hal ini dapat
dilihat dari kegiatan mengatur proses belajar mengajar ( program tahunan,
jadwal pelajaran,model satuan pelajaran, kriteria penilaian, mengatur kenaikan
kelas, laporan kemajuan belajar atau raport, pelaksaan tes dan lain-lain.
4. Pelaksanaan penilaian antara lain penyusunan soal-soal,
jadwal ulangan, hasil yang dicapai anak didik, remedial, pemeriksaan soal-soal
ulangan, pengumuman hasil ulangan dan lain-lain.
Adapun pembinaan kurikulum yang dilakukan guru bertujuan
meningkatkan kualiatas proses pengajaran dan hasil belajar yang dicapai siswa. Upaya
yang biasa dilakukan agar pelaksanan proses belajar mengajar sesuai dengan
rambu-rambu yang ada dalam GBPP( garis besar program pengajaran) adalah sebagai
berikut:
1.
Menelaah GBPP
Telaah guru
terhadap GBPP untuk menetapkan berapa banyak pokok bahasan dalam satu semester
sesuai dengan tujuan intruksionalnya.kemudian telaah ini guru dapat mencari dan
menentukan buku sumber yang paling sesuai dengan isi pokok bahasan. Dan sarana
belajar yang diperlukan guna mengajarkan pokok bahasan tersebut.
2.
Menyusun satuan
pelajar
Berdasarkan
telaahan GBPP guru sebaiknya menyusun satuan pelajaran untuk satu
semester. penyusunan satuan pelajaran
secara menyeluruh untuk satu semester akan dapat menjamin kesinambungan tujuan,
bahan kegiatan belajar dan penilaian.
3.
Penyediaan sumber (
alat ) fasilitas belajar
Menyediakan
sumber (alat) fasilitas belajar untuk
siswa, seperti alat praga, buku sumber, alat praktikum, bahan diskusi,
keperluan pameran, alat kunjungan keluar kelas dan lain-lain.
4.
Penilaian hasil
belajar
Hasil belajar
yang dicapai oleh para siswa dapat dijadikan salah satu ukuran dari keberhasilan
proses belajar mengajar.
C.
Meningkatkan program
dan pelaksanaan penelitian dan hubungan dengan masyarakat sebagai penunjang
kurikulum sekolah.
Meningkatkan program dan
pelaksanaan penelitian dan hubungan dengan masyarakat sebagai penunjang
kurikulum sekolah. Hal ini dirumuskan sebagai berikut ;
·
Supervisi secara menyeluruh berpengaruh signifikan terhadap
kinerja guru
·
Motivasi secara parsial berpengaruh signifikan terhadap
kinerja guru
·
Bimbingan secara parsial berpengaruh signifikan terhadap
kinerja
guru
guru
·
Supervisi, motivasi, dan bimbingan secara simultan
berpengaruh
signifikan terhadap kinerja guru
signifikan terhadap kinerja guru
·
Supervisi merupakan variabel yang
dominan berpengaruh terhadap
kinerja guru
kinerja guru
Supervisor
dan guru untuk selalu berusaha
berpartisipasi terhadap lembaga-lembaga serta organisasi-organisasi
didalam masyarakat yang berhubungan dengan usaha pendidikan. Supervisor dan
guru juga hendaknya melayani dan membantu memecahkan masalah-masalah yang
timbul dalam masyarakat sesuai dengan fungsi dan kemampuannya. Supervisor dan guru
menghormati dan menyesuaikan diri dengan adat kebiasaan masyarakat dengan sikap
membangun. Dan supervisor dan guru juga menerima dan melaksanakan
peraturan-peraturan korektif membangun.
D.
Program-program khusus
Program-program khusus adalah program yang dilakukan
oleh supervisor berdasarkan keahlian dari masing-masing supervisor
tersebut.Program-program tesebut adalah sebagai berikut :
1.
Memberikan kegiatan
ekstrakulikuler kepada siswa yang berbakat sebagai bekal keterampilan mereka
dengan orang-orang yang menjadi ahlinya dimasyrakat seperti kegiatan
olahraga,kesenian,dll.
2.
Mengembangkan buku-buku yang
ada diperpustakaaan sebagai baik buku pelajaraan maupun buku pengetahuan yang
lain,majalah,koran dll.
3.
Memberikan pengarahan kepada guru-guru untuk
dapat mengembangkan materi yang sudah ada berdasarkan kurikulum yang berlaku.
4.
Memberikan pembinaaan kepada
guru-guru agar proses belajar mengajar dapat tercapai sesuai dengan tujuan
pembelajaraan.misalnya pengembangan metode-metode ang lebih baik dan sesuai dengan materi
pembelajaraan sehingga pembelajaraan tidak
monoton juga dapat memberikan semangat dan keaktifan peserta didik.
5.
Mengembangkan agar guru dapat
memaksimalkan pemanfaatan sarana dan prasarana/alat dalam proses belajar
mengajar.
6.
Meningkatkan pengembangan
bimbingan konseling untuk dapat
dilaksanakan secara optimal agar berfunsi sebagai mana mestinya.
7.
Menjalin hubungan silaturahmi
dengan masyarakat secara baik.
8.
Membina guru-guru dalam
melakukan penelitian untuk pengembangan materi maupun proses pembelajaran.
9.
Melakukan pelatihan tentang
tekhnologi agar guru dapat mengikuti perkembangan kemajuaan tekhnologi.misalnya
menguasai penggunaan komputer secara baik sehingga dapat menggunakannya untuk
mempermudah proses pembelajaraan.
2.
INSTRUMEN SUPERVISI
PENDIDIKAN
Dalam melakukan
instrumen supervisi pedidikan perlu dilakukan dengan menggunakan teknik atau
metode pengumpulan data supervisi,agar memperoleh hail yang lebih baik dan
pelaksanaannya lebih mudah apabbila metode dan tekhnik tersebut dibantu dengan dengan
alat dan instrumen tertentu.misalnya
dengan metode wawancara,suoervisor dapat saja tidak menggunakan alat
atau atau instrmen.Ia akan bertanya apa saja menurut apa yang diingat.jawaban
dari responden juga hanya diingat-ingat atau dicatat dalam bentuk catatan
singkat.hasil wawancara tentu akan lebih banyak,lebih baik dan lebih
lengkap apabila ia menggunakan instrumen
lain yang berupa pedoman wawancara.
Beberapa metode untk pengumpulan data
supervisi yang dapat disarankan adalah : (1) kuesioner atau angket,(2)
wawancara atau interview (3) pengamatan atau observasi,(4)dokumentasi,(5)
test,(6)diskusi,(7)kunjungan rumah,(8) seminar dan lokakarya.
Satu metode
yang kiranya juga efektif digunakan adalah diskusi informal dengan
siswa.Pengawas,kepala sekolah,atau guru dapat secara tidak terlalu formal menjumpai siswa yang baru keluar dari kelas
ketika jam istirahat,baik secara individual atau kelompok.Dala kesempatan
tersebut dapat digali banyak sekali informasi tentang pelajaran yang baru saja berlangsung dikelas.Dengan cara yang
kelihatnnya tidak formal tersebut justru
akan keluarlah semua ganjalan yang dirasakan oleh siswa dan informasi itulah
yang kiranya tepat digunakan sebahan bahan pembinaan.
Meskipun kegiatan supervisi bukan dimaksudkan untuk
menilai tetapi untuk memberikan bantuan dan pembinaan berdasarkan data yang
benar,rinci,tepat.Namun pekerjaan tersebut tidak terlepas dari menilai.Jika
kondisi suatu komponen atau indikator sudah dinyatakan ”baik” dan
“belum baik”,tentu saja supervisor mau tidak mau harus menempatkan dirinya
sebagai penilai.Dalam melaksanakan penilaian seorang supervisor tentu harus
menggunakan standar sebagai patokan atau ukuran.
Standar atau tolak ukur adalah suatu kondisi tetentu dan
optimal yang harus diharapkan untuk dicapai
oleh suatu objek yang diukur atau dinilai.dari optimal disini bahaw
kondisi yang menjadi perbandingan bagi kondisi
nyata suatu objek dengan kondisi pembanding.jika kondisi masih jauh dari
yang distandarkan maka nilai dari objek tersebut masih rendah.sabaliknya jika
kondisi nyata objek yang dinilai sudah mendekati kondisi pembanding,maka objek
yang diukur sudah tidak mengkhawatirkan lagi.objek yang perlu dibina adalah
objek yang kondisinya masih jauh dari harapan.
Mengapa diperlukan standar? Standar penilaian diperlukan
oleh supervisor (karena bukan hanya satu orang),umtuk menyamakan persepsi bagai
beberapa pelaku.Denga adanya standar penilaian maka mereka akan terhadir dari
unsur yang berbau subjektivitas atau pengaruh subjektivitas penilaian.Manfaat ari
standar penilaian adalah:
1.
Memberikan keputusan yang sama
untuk penilai yang berbeda,agar diperoleh penilaian yang sama.
2.
Memberikan pedoman untuk
seorang penilai yang melakukan penilaian dalam waktu yan berbeda,agar dapat
memberikan hasil yang sama.
3.
Untuk menjaga agar
penilaiantidak terpengaruh oleh kondisi fisik dan emosi yang berbeda,misalnya
penilai pada waktu badan sedang tidak terlalu sehat dan tidak sehat,atau dalam
keadaan senang ataupu susah.
Untuk
menyusun sebuah standar,ini dilakukan oleh pengawas secara bersama-sama atau
mengajak kepala sekolah dan guru yang sudah sngat berpengalaman maka harus
mengacu pada lima cara,yaitu :
1.
Mengacu pada peraturan yang berlaku atau ketentuan
yang berlaku,misalnya undang-undang,peraturan pemerintah,pedoman,panduan dan
lain-lain.
2.
Mendasarkan diri pada teori
atau konsep yang sudah diakui kebenaranya dengan mnerapkan dalil-dalil atau
teori yang terdapat dibuku-buku pengetahuan.Dalam hal ini penyusun standar
dimungkinkan menggabung dua teori atau lebih.
3.
Menggunakan hasil penelitian
yag sudah dipublikasikan sendiri oleh penelitinya misalnya lewat perpistakaan.
4.
Mendiskusikan dengan kelompok
yang mempunyai kemampuan atau keahlian sejenis,yang diperkirakan sanggup
memberikan pendapat atau pandangan yang tajam tenytang objek yang bersangkutan
atau disebut dengan “kesepakatan bersama”.
5.
Memikrkan dan membuat
pertimbangan sendiri berdasarkan pemikiran dan penalaran yang benar dan
runtut,yang dapat diterima oleh akal sehat.
Jadi,maksud dari instumen supervisi pendidikan adalah untuk
mengukur keberhasilan dari objeknya dengan menggunakan standar-standar
tetentu,sehinga supervisor bisa dengan mudah mengetaui apakah objek yang
ditentukan masih sangat perlu untuk dibina atau tidak.
Contoh instrumen supervisi pendidikan yang
menjadi tolak ukur.
PEDOMAN PENILAIAN
SUPERVISI ADMINISTRASI KETENAGAAN
No
|
KOMPONEN
|
CARA MENILAI
|
NILAI
|
|||
|
|
a.Biodata lengkap
|
10
|
|||
|
|
b.Program kerja kep.madrasah
|
15
|
|||
|
|
c.Buku agenda kep.Madrasah
|
15
|
|||
1
|
Kepala Madrasah
|
d.Jadwal supervisi
|
10
|
|||
|
|
e.Pelaksanaan supervisi kelas
|
20
|
|||
|
|
f.DP3 guru dan pegawai
|
10
|
|||
|
|
g.DUK
|
10
|
|||
|
|
h.Catatan kenaikan berkala pangkat dan pensiun guru dan
pegawai
|
10
|
|||
|
|
a.Biodata lengkap
|
10
|
|||
|
|
b.Agenda guru
|
30
|
|||
|
|
c.Apresiasi guru
|
10
|
|||
2
|
Guru
|
d.Kesulitan tugas dengan surat keputusan
|
20
|
|||
|
|
e.kelebihan guru permata pelajaraan
|
15
|
|||
|
|
f.Kekurangan guru permata pelajaraan
|
15
|
|||
|
|
a.Daftar prestasi
|
20
|
|||
3
|
Tata Usaha
|
b.Pembagian tugas
|
30
|
|||
|
|
c.Rincian tugas
|
30
|
|||
|
|
d.Catatan hasil pekerjaan
|
20
|
|||
|
|
a.Ada diisi data lengkap
|
91-100
|
|||
|
|
b.Ada diisi data tidak lengkap
|
75-90
|
|||
4
|
Buku Induk
|
c.Ada diisi tidak semua pegawai
|
55-74
|
|||
|
Pegawai
|
d.Ada tidak diisi
|
21-54
|
|||
|
|
e.Tidak
|
1-20
|
|||
|
|
a.Kepala madrasah ada lengkap
|
30
|
|||
5
|
File
|
b.Guru ada lengkap
|
50
|
|||
|
|
c.Pegawi ada lengkap
|
2
|
|||
|
|
|
100
|
|||
Nilai
|
akhir/kesimpulan
|
/rat-rata:jumlahkeseluruhan nilai dibagi 5
|
|
|||
HASIL ANALISA DAN KESIMPULAN
1
|
Prestasi guru rata
|
...........%
|
Kategori
|
2
|
Profesi mengajar
|
...........%
|
............
|
3
|
Hubunga kerjasama
|
...........%
|
.............
|
4
|
Rata-rata keseluruhan
|
...........%
|
.............
|
1.
Pendapatan dan kesimpulan.................................................................... *)
2.
Saran-saran.............................................................................................. *)
|
.........................
...................................2011
Kepala
Madrasah
(................................)
|
*diisi dengan kata-kata singkat
Contoh lampiran instrumen
supervisi
SUPERVISI
ADMNISTRASI KETENAGAAN
1.
Nama Madrasa : ..............................................................................................
2.
Alamat Madrasah : ..............................................................................................
3.
Kecamatan : ..............................................................................................
4.
Kota/Kabupaten : ..............................................................................................
5.
Hari/Tanggal : ..............................................................................................
No
|
KEGIATAN
|
JAWABAN
|
|
NILAI
|
KETERANGAN
|
|
|
|
YA
|
TIDAK
|
|
|
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
|
|
KEPALA
MADRASAH
|
|
|
|
|
|
|
Biodata
|
|
|
|
|
|
|
Program
kerja kepala sekolah
|
|
|
|
|
|
|
Buku
agenda kepala sekolah
|
|
|
|
|
|
1
|
Jadwal
supervisi
|
|
|
|
|
|
|
Pelaksanaan
supervisi kelas
|
|
|
|
|
|
|
DP3
guru dan pegawai
|
|
|
|
|
|
|
DUK
|
|
|
|
|
|
|
Catatan
kenaikan berkala pangkal pensiun guru dan pegawai
|
|
|
|
|
|
|
GURU
|
|
|
|
|
|
|
Biodata
|
|
|
|
|
|
2
|
Buku
agenda guru
|
|
|
|
|
|
|
Presensi
guru
|
|
|
|
|
|
|
Kesesuaian
tugas dengan SK
|
|
|
|
|
|
|
Kelebuhan
guru permata pelajaran
|
|
|
|
|
|
|
Kekurangan
guru permata pelajaraan
|
|
|
|
|
|
|
TATA
USAHA
|
|
|
|
|
|
|
Daftar
presentasi
|
|
|
|
|
|
3
|
Pembagian
tugas
|
|
|
|
|
|
|
Rincian
tugas
|
|
|
|
|
|
|
Catatan
hasil pekerjaan/jumlah
|
|
|
|
|
Comments
Post a Comment