PROGRAM DAN INSTRUMEN SUPERVISI PENDIDIKAN


1.      PROGRAM-PROGRAM SUPERVISI PENDIDIKAN
Program adalah seperangkat rencana yang dilakukan untuk diterapkan guna mencapai tujuan tertentu, sedangkan program supervisi kegiatan-kegiatan yang dilakukan supervisor dalam rangka melaksankan tugas dan tanggung jawbnya sebagai supervisor untuk peningkatan mutu atau kualitas pendidikan.
Adapun program-program yang dapat dilakukan oleh seorang supervisor guna meningkatkan mutu pendidikan adalah sebagai berikut:

A.    Mengorganisasi dan membina guru-guru
Guru sebagai salah satu kelompok personalia dalam dunia pendidikan tidak bisa lepas dari masalah dan pendekatan. Bagaimanapun masalahnya dan pendekatan apapun yang dipakai,jelas menunjukan guru - guru itu memang perlu diorganisai. Lebih - lebih dinegara kita mengingat jumlah tenaga guru masih kurang, masih banyak guru darurat, dan proporsi guru belum sesuai dengan bidang studi yang ada. Mereka membutuhkan organisasi dari pihak supervisor agar mereka dapat berpartisipasi dengan sebaik - baiknya dalam pendidikan.
Mengorganisasi guru dapat dilakukan dengan tujuh cara yaitu Menempatkan guru sesuai dengan keahliannya, Meningkatkan motivasi, Meningkatkan partisipasi dan kreatifitas, Meningkatkan partisipasi dan kreatifitas, Melakukan persuasi, Memberi teladan, Memberikan sanksi jabatan dan Memperbaiki mekanisme kerja dan monitoring.
  1. Menempatkan guru sesuai dengan keahliannya
Menempatkan guru sesuai dengan keahliannya untuk mengorganisasi guru secara mutlak harus dilakukan. Tidak banyak gunanya lembaga - lembaga pendidikan guru mencetak bermacam - macam guru bidang studi kalau mereka tidak diberi tugas sesuai dengan keahliannya. Bila hal ini terjadi, disamping akan menurunkan cara kerja dan hasil pekerjaan mereka, juga akan menimbulkan rasa tidak puas pada diri mereka.
  1. Meningkatkan motivasi guru
Setiap guru merupakan individu yang unik, artinya tidak ada dua atau lebih yang memiliki perilaku persis sama. Namun bagaimanapun bentuk - bentuk perilaku guru itu semuanya merupakan sesuatu yang termotivasi ( Sikula, 1976, h.77 ). Menurut pengertian ini semua jenis perilaku adalah dipengaruhi oleh motivasi, perilaku - perilaku itu terjadi atas jasa motivasi.
Dalam garis besarnya dikenal empat jenis teori motivasi, yaitu teori pradisposisi, teori hierarki, teori dua factor, dan teori harapan.
Teori pradisposisi mengatakan bila kita memberikn pekerjan kepada seseorang yang sesuai dengan tingakat perkembangannya, pekerjaan ini akan cenderung memuaskan mereka. Teori Hierarki mengatakan bahwa kebutuhan seseorang ditentukan oleh tingkat kebutuhan masing masing orang itu pada waktu itu. Teori dua faktor yang terdiri faktor pemuas dan faktor tidak pemuas. Teori harapan mengatakan motivasi seseorang ditentukan oleh seberapa besar harapan seseorang terhadap hadiah yang ia akan terima sesudah mengerjakan sesuatu.
  1. Meningkatkan partisipasi dan kreativitas guru
Setiap guru adalah merupakan pribadi yang berkembang. Bila perkembangan ini dilayani, sudah tentu dapat lebih terarah mempercepat laju pekembangan itu sendiri, yang akhirnya akan memberi kepuasan kepada guru - guru dalam bekerja disekolah. Sikap inovatif dapat menjadi sumber untuk berkreasi. Sebab sikap inovativ tidak hanya terbatas kepada mendukung hasil - hasil inovasi orang lain, melainkan juga merupakan kemauan untuk memperbaharui sesuatu.
Guru sebagai pribadi yang berkembang perlu dibina secara utuh. Well menyebut pembinaan guru ini dilakukan dengan caa model personal ( 1978, h.3 ). Pembinaan ini dilakukan dengan cara mengembangkan kata hati, membuat individu mampu bertindak secara riil dalam dunia nyata, memelihara kehidupan emosi, dan mengembangkan hubungan yang produktif dengan lingkungannya.
  1. Melakukan persuasi
Kondisi - kondisi yang harus terpenuhi bila melakukan persuasi
Pertama, perubahan yang diinginkan harus rasional
Kedua, para guru belum mempunyai komitmen yang tinggi. Kondisi ini merupakan dasar mengapa perlu diadakan organisasi guru di sekolah - sekolah.
Ketiga, tidak sadar akan kebutuhan menaikkan kualitas kerja dan hubungannya dengan cara memenuhi kebutuhan itu.
Keempat, mempunyai kemampuan untuk menerima dan melaksanakn pembinaan. Asal sifat dan isi pembinaan itu sesuai dengan tingkat kemampuan mereka.
Kelima, sekolah mempunyai kemampuan untuk meningkatkan kualitas guru - gurunya, tetapi hal itu tidak dilakukan dengan baik
Keenam, pesonalia sekolah berpartisipasi dalam pengambilan keputusan, partisipasi seperti ini untuk hal - hal yang tidak bersifat rahasia
Ketujuh, usaha meningkatkan kualitas kerja guru diantisipasi banyak menghadapi rintangan,
Kedelapan, waktu yang tidak terbatas.
  1. Keteladanan
Sikap suka meniru perilaku pemimpin pada masyarakat kita, khususnya dikalangan guru perlu dimanfaatkan oleh para supervisor dalam mengorganisasi mereka. Supervisor adalah pemimpin para guru dalam usaha meningkatkan efektifitas dan efisiensi proses belajar mengajar.
  1. Sanksi Jabatan
Mengorganisasi guru dengan memakai sanksi jabatan cukup efektif dilakukan dalam masa sekarang. Hal itu disebabkan oleh
a.       kondisi Negara kita yang belum mampu menyediakan lapangan kerja yang mencukupi sehingga banyak tenaga kerja yang masih menganggur dan antri menunggu lowongan kerja.
b.      Ada asumsi guru - guru takut kehilangan jabatannya sebagai guru.
  1. Mekanisme kerja dan monitoring
Untuk membuat mekanisme kerja dan monitoring yang baik dibutuhkan hal - hal sebagai berikut :
a.       Deskripsi tugas bagi para guru yang jelas
b.      Deskrisi perlu dibuat secara terperinci
c.       Model kepemimpinan kontingensi agar fleksibel cocok diterapkan pada situasi situasi yang berbeda.
d.      Laporan - laporan kerja yang kontinu dari bawah ke atas
e.       Catatan - catatan hasil observasi yang kontinu dari atasan terhadap bawahan dari hasil - hasil penilaian dalam bentuk yang lain.
f.       Komunikasi yang kontinu secara timbal balik baik vertical maupun horizontal
g.      Revisi - revisi program dan perencanaan yang bergulir dari waktu ke waktu.
Faktor - faktor pendukung yang dimaksud adalah :
  1. Iklim sekolah
  2. Proses kenaikan pangkat
  3. Kesejahteraan
  4. Keempatan belajar lebih lanjut
Adapun membina guru-guru, Guru sebagai pelaksana terdepan dalam jajaran pendidikan berhadapan langsung dengan berbagai masalah-masalah pendidikan utamanya masalah pengajaran. Banyak di antara masalah itu yang tidak dapat diselesaikan oleh guru itu sendiri. Mereka membutuhkan bantuan dalam usaha mengerti tujuan-tujuan pendidikan, usaha pengembangan kurikulum, dan usaha mengerti pendekatan/metode/model pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan peserta didik. Semuanya ini membutuhkan bantuan dari seseorang yang memiliki kompetensi dalam profesi keguruan. Menurut Sahertian (2000), pentingnya supervisi pendidikan bertolak dari keyakinan dasar bahwa guru adalah suatu profesi. Suatu profesi selalu bertumbuh dan berkembang.
 Profesionalisme Guru dalam mengalokasikan waktu belajar siswa didorong oleh rasa tanggung jawab mereka sebagai tenaga pendidik yang harus mencapai tujuan pendidikan semaksimal mungkin yang sesuai dengan GBPP yang berlaku.
          Proses belajar mengajar yang di tunjang oleh loyalitas dan disiplin tinggi akan menciptakan kegiatan belajar mengajar yang lancar dan kondusif. Hal itu karena tidak lepas dari peranan yang besar dari guru-guru dalam mengelola kelas.
          Untuk mencapai tujuan pembelajaran siswa,perlu adanya Variasi metoda pembelajaran siswa, guna membangkitkan minat dan bakat belajar siswa dalam kaitannya dengan pendidikan Nasional.



B.     Mempertahankan dan mengembangkan kurikulum yang berlaku

Kurikulum adalah sesuatu yang diinginkan atau yang dicita-citakan untuk anak didik. Artinya, hasil belajar yang diinginkan yang diniati agar dimiliki anak. Semua keinginan atau hasil-hasil belajar yang diinginkan disusun dan tulis dalam bentuk program pendidikan, yakni kurikulum, yang wujudnya adalah buku kurikulum beserta petunjuk-petunjuknya. Dalam buku kurikulum tersebut terdapat hasil atau tujuan apa yang diinginkan bahanmana yang harus diberikan pada tingkat atau kelas berapa bahan itu diberikan kesemua itu dituangkan dalam bentuk garis-garis besar program pengajaran (GBPP).
Ruanglingkup pembinaan kurikulum dilembaga pendidikan atau sekolah mencakup semua komponen kurikulum terutama yang mempengaruhi anak didik. Adanya peran dan posisi yang berbeda antara kepala sekolah dan guru, maka ruanglingkup pembinaan kurikulum dapat dibedakan menjadi dua katergori, yakni pembinaan oleh kepala sekolah dan pembinaan oleh guru.
 Kepala sekolah adakah penanggung jawab pelaksanaan kurikulum disekolah yang dipimpinnya. Sehubungan dengan itu maka peranan kepala sekolah tidak hanya berperan sebagai Pembina kurikulum tapi juga menjadi koordinator pembinaan kurikulum.
Adapun program-program yang harus dapat diperhatikan kepala sekolah dalam pelaksanaan kurikulum disekolah sebagai berikut:
1.      Efektivitas dan efisiensi proses belajar mengajar yang dilaksanakna guru.
2.      Efektivits dan efisiensi pelaksanaan bimbingan penyuluhan yang dapat dilihat dari banyaknya kegiatan yang dilakukan oleh pembimbing atau wali kelas seperti penangan kasus-kasus para siswa, kunjungan rumah, bantuan kepada siswa yang mengalami kesulitan belajar dan kesulitan pribadi dan pemanfaatan guru pembimbing oleh para siswa dan lain-lain.
3.      Pelaksanaan administrasi kelas oleh para guru. Hal ini dapat dilihat dari kegiatan mengatur proses belajar mengajar ( program tahunan, jadwal pelajaran,model satuan pelajaran, kriteria penilaian, mengatur kenaikan kelas, laporan kemajuan belajar atau raport, pelaksaan tes dan lain-lain.
4.      Pelaksanaan penilaian antara lain penyusunan soal-soal, jadwal ulangan, hasil yang dicapai anak didik, remedial, pemeriksaan soal-soal ulangan, pengumuman hasil ulangan dan lain-lain.
Adapun pembinaan kurikulum yang dilakukan guru bertujuan meningkatkan kualiatas proses pengajaran dan hasil belajar yang dicapai siswa. Upaya yang biasa dilakukan agar pelaksanan proses belajar mengajar sesuai dengan rambu-rambu yang ada dalam GBPP( garis besar program pengajaran) adalah sebagai berikut:
1.      Menelaah GBPP
Telaah guru terhadap GBPP untuk menetapkan berapa banyak pokok bahasan dalam satu semester sesuai dengan tujuan intruksionalnya.kemudian telaah ini guru dapat mencari dan menentukan buku sumber yang paling sesuai dengan isi pokok bahasan. Dan sarana belajar yang diperlukan guna mengajarkan pokok bahasan tersebut.
2.      Menyusun satuan pelajar
Berdasarkan telaahan GBPP guru sebaiknya menyusun satuan pelajaran untuk satu semester.  penyusunan satuan pelajaran secara menyeluruh untuk satu semester akan dapat menjamin kesinambungan tujuan, bahan kegiatan belajar dan penilaian.
3.      Penyediaan sumber ( alat ) fasilitas belajar
Menyediakan sumber (alat)  fasilitas belajar untuk siswa, seperti alat praga, buku sumber, alat praktikum, bahan diskusi, keperluan pameran, alat kunjungan keluar kelas dan lain-lain.
4.      Penilaian hasil belajar
Hasil belajar yang dicapai oleh para siswa dapat dijadikan salah satu ukuran dari keberhasilan proses belajar mengajar.

C.     Meningkatkan program dan pelaksanaan penelitian dan hubungan dengan masyarakat sebagai penunjang kurikulum sekolah.
Meningkatkan program dan pelaksanaan penelitian dan hubungan dengan masyarakat sebagai penunjang kurikulum sekolah. Hal ini dirumuskan sebagai berikut ;
·         Supervisi secara menyeluruh berpengaruh signifikan terhadap kinerja guru
·         Motivasi secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kinerja guru
·         Bimbingan secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kinerja
guru
·         Supervisi, motivasi, dan bimbingan secara simultan berpengaruh
signifikan terhadap kinerja guru
·         Supervisi merupakan variabel yang dominan berpengaruh terhadap
kinerja guru
Supervisor dan guru untuk selalu berusaha  berpartisipasi terhadap lembaga-lembaga serta organisasi-organisasi didalam masyarakat yang berhubungan dengan usaha pendidikan. Supervisor dan guru juga hendaknya melayani dan membantu memecahkan masalah-masalah yang timbul dalam masyarakat sesuai dengan fungsi dan kemampuannya. Supervisor dan guru menghormati dan menyesuaikan diri dengan adat kebiasaan masyarakat dengan sikap membangun. Dan supervisor dan guru juga menerima dan melaksanakan peraturan-peraturan korektif membangun.

D.    Program-program khusus
Program-program khusus adalah program yang dilakukan oleh supervisor berdasarkan keahlian dari masing-masing supervisor tersebut.Program-program tesebut adalah sebagai berikut :
1.      Memberikan kegiatan ekstrakulikuler kepada siswa yang berbakat sebagai bekal keterampilan mereka dengan orang-orang yang menjadi ahlinya dimasyrakat seperti kegiatan olahraga,kesenian,dll.
2.      Mengembangkan buku-buku yang ada diperpustakaaan sebagai baik buku pelajaraan  maupun buku pengetahuan yang lain,majalah,koran dll.
3.       Memberikan pengarahan kepada guru-guru untuk dapat mengembangkan materi yang sudah ada berdasarkan kurikulum yang  berlaku.
4.      Memberikan pembinaaan kepada guru-guru agar proses belajar mengajar dapat tercapai sesuai dengan tujuan pembelajaraan.misalnya pengembangan metode-metode  ang lebih baik dan sesuai dengan materi pembelajaraan sehingga pembelajaraan tidak  monoton juga dapat memberikan semangat dan keaktifan peserta didik.
5.      Mengembangkan agar guru dapat memaksimalkan pemanfaatan sarana dan prasarana/alat dalam proses belajar mengajar.
6.      Meningkatkan pengembangan bimbingan konseling untuk dapat  dilaksanakan secara optimal agar berfunsi sebagai mana mestinya.
7.      Menjalin hubungan silaturahmi dengan masyarakat secara baik.
8.      Membina guru-guru dalam melakukan penelitian untuk pengembangan materi maupun proses pembelajaran.
9.      Melakukan pelatihan tentang tekhnologi agar guru dapat mengikuti perkembangan kemajuaan tekhnologi.misalnya menguasai penggunaan komputer secara baik sehingga dapat menggunakannya untuk mempermudah proses pembelajaraan.

2.      INSTRUMEN SUPERVISI PENDIDIKAN
Dalam  melakukan instrumen supervisi pedidikan perlu dilakukan dengan menggunakan teknik atau metode pengumpulan data supervisi,agar memperoleh hail yang lebih baik dan pelaksanaannya lebih mudah apabbila metode dan tekhnik tersebut dibantu dengan dengan alat dan instrumen tertentu.misalnya  dengan metode wawancara,suoervisor dapat saja tidak menggunakan alat atau atau instrmen.Ia akan bertanya apa saja menurut apa yang diingat.jawaban dari responden juga hanya diingat-ingat atau dicatat dalam bentuk catatan singkat.hasil wawancara tentu akan lebih banyak,lebih baik dan lebih lengkap  apabila ia menggunakan instrumen lain yang berupa pedoman wawancara.
Beberapa metode untk pengumpulan data supervisi yang dapat disarankan adalah : (1) kuesioner atau angket,(2) wawancara atau interview (3) pengamatan atau observasi,(4)dokumentasi,(5) test,(6)diskusi,(7)kunjungan rumah,(8) seminar dan lokakarya.
Satu metode  yang kiranya juga efektif digunakan adalah diskusi informal dengan siswa.Pengawas,kepala sekolah,atau guru dapat secara tidak terlalu formal  menjumpai siswa yang baru keluar dari kelas ketika jam istirahat,baik secara individual atau kelompok.Dala kesempatan tersebut dapat digali banyak sekali informasi tentang pelajaran yang baru  saja berlangsung dikelas.Dengan cara yang kelihatnnya tidak formal  tersebut justru akan keluarlah semua ganjalan yang dirasakan oleh siswa dan informasi itulah yang kiranya tepat digunakan sebahan bahan pembinaan.
Meskipun kegiatan supervisi bukan dimaksudkan untuk menilai tetapi untuk memberikan bantuan dan pembinaan berdasarkan data yang benar,rinci,tepat.Namun pekerjaan tersebut tidak terlepas dari menilai.Jika kondisi suatu  komponen  atau indikator sudah dinyatakan ”baik” dan “belum baik”,tentu saja supervisor mau tidak mau harus menempatkan dirinya sebagai penilai.Dalam melaksanakan penilaian seorang supervisor tentu harus menggunakan standar sebagai patokan atau ukuran.
Standar atau tolak ukur adalah suatu kondisi tetentu dan optimal yang harus diharapkan untuk dicapai  oleh suatu objek yang diukur atau dinilai.dari optimal disini bahaw kondisi yang menjadi perbandingan bagi kondisi  nyata suatu objek dengan kondisi pembanding.jika kondisi masih jauh dari yang distandarkan maka nilai dari objek tersebut masih rendah.sabaliknya jika kondisi nyata objek yang dinilai sudah mendekati kondisi pembanding,maka objek yang diukur sudah tidak mengkhawatirkan lagi.objek yang perlu dibina adalah objek yang kondisinya masih jauh dari harapan.
Mengapa diperlukan standar? Standar penilaian diperlukan oleh supervisor (karena bukan hanya satu orang),umtuk menyamakan persepsi bagai beberapa pelaku.Denga adanya standar penilaian maka mereka akan terhadir dari unsur yang berbau subjektivitas atau pengaruh subjektivitas penilaian.Manfaat ari standar penilaian adalah:
1.      Memberikan keputusan yang sama untuk penilai yang berbeda,agar diperoleh penilaian yang sama.
2.      Memberikan pedoman untuk seorang penilai yang melakukan penilaian dalam waktu yan berbeda,agar dapat memberikan hasil yang sama.
3.      Untuk menjaga agar penilaiantidak terpengaruh oleh kondisi fisik dan emosi yang berbeda,misalnya penilai pada waktu badan sedang tidak terlalu sehat dan tidak sehat,atau dalam keadaan senang ataupu susah.
Untuk menyusun sebuah standar,ini dilakukan oleh pengawas secara bersama-sama atau mengajak kepala sekolah dan guru yang sudah sngat berpengalaman maka harus mengacu pada lima cara,yaitu :
1.      Mengacu  pada peraturan yang berlaku atau ketentuan yang berlaku,misalnya undang-undang,peraturan pemerintah,pedoman,panduan dan lain-lain.
2.      Mendasarkan diri pada teori atau konsep yang sudah diakui kebenaranya dengan mnerapkan dalil-dalil atau teori yang terdapat dibuku-buku pengetahuan.Dalam hal ini penyusun standar dimungkinkan menggabung dua teori atau lebih.
3.      Menggunakan hasil penelitian yag sudah dipublikasikan sendiri oleh penelitinya misalnya lewat perpistakaan.
4.      Mendiskusikan dengan kelompok yang mempunyai kemampuan atau keahlian sejenis,yang diperkirakan sanggup memberikan pendapat atau pandangan yang tajam tenytang objek yang bersangkutan atau disebut dengan “kesepakatan bersama”.
5.      Memikrkan dan membuat pertimbangan sendiri berdasarkan pemikiran dan penalaran yang benar dan runtut,yang dapat diterima oleh akal sehat.
Jadi,maksud dari instumen supervisi pendidikan adalah untuk mengukur keberhasilan dari objeknya dengan menggunakan standar-standar tetentu,sehinga supervisor bisa dengan mudah mengetaui apakah objek yang ditentukan masih sangat perlu untuk dibina atau tidak.















Contoh instrumen supervisi pendidikan yang menjadi tolak ukur.
PEDOMAN PENILAIAN
SUPERVISI ADMINISTRASI KETENAGAAN
No
KOMPONEN
CARA MENILAI
NILAI


a.Biodata lengkap
10


b.Program kerja kep.madrasah
15


c.Buku agenda kep.Madrasah
15
1
Kepala Madrasah
d.Jadwal supervisi
10


e.Pelaksanaan supervisi kelas
20


f.DP3 guru dan pegawai
10


g.DUK
10


h.Catatan kenaikan berkala pangkat dan pensiun guru dan pegawai
10


a.Biodata lengkap
10


b.Agenda guru
30


c.Apresiasi guru
10
2
Guru
d.Kesulitan tugas dengan surat keputusan
20


e.kelebihan guru permata pelajaraan
15


f.Kekurangan guru permata pelajaraan
15


a.Daftar prestasi
20
3
Tata Usaha
b.Pembagian tugas
30


c.Rincian tugas
30


d.Catatan hasil pekerjaan
20


a.Ada diisi data lengkap
91-100


b.Ada diisi data tidak lengkap
75-90
4
Buku Induk
c.Ada diisi tidak semua pegawai
55-74

Pegawai
d.Ada tidak diisi
21-54


e.Tidak
1-20


a.Kepala madrasah ada lengkap
30
5
File
b.Guru ada lengkap
50


c.Pegawi ada lengkap
2



100
Nilai
 akhir/kesimpulan
/rat-rata:jumlahkeseluruhan nilai dibagi 5



HASIL ANALISA DAN KESIMPULAN
1
Prestasi guru rata
...........%
Kategori
2
Profesi mengajar
...........%
............
3
Hubunga kerjasama
...........%
.............
4
Rata-rata keseluruhan
...........%
.............
                                                                                                                                   
1.      Pendapatan dan kesimpulan.................................................................... *)
2.      Saran-saran.............................................................................................. *)


......................... ...................................2011
Kepala Madrasah




(................................)

*diisi  dengan kata-kata singkat



Contoh lampiran instrumen supervisi
SUPERVISI
ADMNISTRASI KETENAGAAN
1.      Nama Madrasa            :    ..............................................................................................
2.      Alamat Madrasah        :    ..............................................................................................
3.      Kecamatan                   :    ..............................................................................................
4.      Kota/Kabupaten          :    ..............................................................................................
5.      Hari/Tanggal                :    ..............................................................................................
No
KEGIATAN
JAWABAN

NILAI
KETERANGAN


YA
TIDAK


1
2
3
4
5
6

KEPALA MADRASAH





Biodata





Program kerja kepala sekolah





Buku agenda kepala sekolah




1
Jadwal supervisi





Pelaksanaan supervisi kelas





DP3 guru dan pegawai





DUK





Catatan kenaikan berkala pangkal pensiun guru dan pegawai





GURU





Biodata




2
Buku agenda guru





Presensi guru





Kesesuaian tugas dengan SK





Kelebuhan guru permata pelajaran





Kekurangan guru permata pelajaraan





TATA USAHA





Daftar presentasi




3
Pembagian tugas





Rincian tugas





Catatan hasil pekerjaan/jumlah




Comments

Popular posts from this blog

Pendidikan Karakter Berbasis al-Qur’an

KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 3.1